Sunday, December 16, 2012

Complicated - 3

“Hai Neila. Boleh duduk?,” sapa Seth ketika melihat Aneila duduk sendiri di kantin sekolah.
Aneila melipat tangannya di atas meja kantin dan tersenyum kemudian mengangguk. Makanan yang Aneila pesan pun datang.
“Selamat makan,” ujar Seth.
Aneila tersenyum kecil dan mengangguk.
“Seth ngga makan?,” tanya Aneila.
 “Hm, ya nanti aku makan. Lihat Neila makan ajah kayaknya aku udah mulai kenyang. Hehe,” jawab Seth sambil tertawa kecil.
“Hh, porsiku terlalu banyak ya?”
“Haha.. ngga kok, aku cuman becanda. Aku pesen dulu deh kalo gitu. Nemenin kamu makan,” ujar Seth lalu memanggil salah satu mba’-mba’ di kios nasi.
Setelah mereka selesai makan, mereka berjalan di koridor menuju kelas bersamaan. Seth dan Aneila terus bergurau. Mereka mulai akrab dan kemudian bertukar nomor hape.
Seiring berjalannya waktu, Seth dan Aneila menjadi sangat akrab dan semakin dekat. Karena keduanya merasa nyaman dan menyadari bahwa mereka saling menyukai, Seth mengungkapkannya terlebih dahulu di sebuah taman.
“Nei, cape’?,” tanya Seth karena telah seharian mereka berkeliling dan berjalan-jalan.
Aneila tersenyum senang dan mengangguk. Mukanya terlihat lelah tapi gembira. Masih dengan senyum, Aneila menjawab pertanyaan Seth.
“Hmm, iya. Cape’. Tapi nyenengin kok. Makasih ya, udah mau ajak aku jalan-jalan.”
“Sama-sama. Kamu mau nemenin aku jalan-jalan aku juga seneng,” ujar Seth, lalu tangannya menggenggam tangan Aneila.
Aneila terkejut tapi diam. Matanya menatap tangan Seth yang menggenggam tangannya. Ketika menoleh ke wajah Seth, Aneila bisa melihat dengan jelas mata Seth yang tajam itu sedang menatapnya juga. Semakin lama, Aneila bisa mencium aroma mint dari nafas Seth. Semakin dekat dan Aneila hanya bisa memejamkan mata. Aneila merasakan bibirnya bersentuhan dengan bibir Seth yang tipis itu. Aneila merasakan bibir Seth berusaha membuka bibir Aneila yang hanya tertutup diam. Aneila tidak tahu harus berbuat apa. Ketika ingin bertanya, Seth telah menjauhkan bibirnya dari bibir Aneila namun menyentuhkan batang hidungnya tepat di depan hidung Aneila.
“Hei, apa ini yang pertama?,” tanya Seth sesopan mungkin.
Muka Aneila bersemu merah. Aneila malu mengakui kalo ini ciuman pertamanya. Dia hanya bisa diam kemudian mengangguk pelan.
Seth tersenyum kecil. Kemudian dia berkata, “Kalo kamu keberatan, maaf ya atas tindakanku tadi.”
Aneila tersenyum dan menggeleng. Karena menganggap Aneila sama sekali tidak keberatan, Seth mencoba melakukannya lagi sambil membisikkan ke telinga Aneila, “Aku akan sepelan mungkin melakukannya, Nei.”
Dan mereka berciuman. Ciuman mereka terhenti karena menyadari bahwa mereka masih berada di jalan. Tidak patut dilihat banyak orang. Setelah usai berciuman, mereka berdua tersenyum kecil. Saling memandang dan tertawa kecil. Tangan Seth masih terus menggenggam tangan Aneila.
“Nei, aku suka kamu. Aku sayang kamu. Kamu mau jadi pacarku?,” tanya Seth.
Aneila tersenyum malu. Pipinya bersemu merah. Namun tangannya berbalik menggenggam erat tangan Seth dan mengangguk kecil. Seth yang melihat reaksi Aneila mengepalkan tangan kanannya yang bebas dan berbisik “Yes!”. Aneila ikut tertawa kecil dan mereka berjalan pulang.

0 comments:

Post a Comment