Wednesday, August 29, 2012

Vedway bag 10

TOK…TOK! TOK…TOK!
Alry masih setengah merem ketika ia beranjak dari tempat tidurnya. Ia membuka pintu kamarnya perlahan dan kemudian......
“Pagee… Surprise…,” teriak Wyla dan Viara.
“Ya ampunn... huaah...,” ujar Alry, “Pagi banget sih pada ke rumah. Ini hari libur. Minggu. Waktunya buat santai. Huaah...,’’ ujarnya lagi sambil menguap dan kembali melemparkan tubuhnya ke kasur.
“Aduh Al, maaf banget nih kalo pagi-pagi dah ganggu, hari Minggu lagi. Tapi asal kamu tau aja ya, kita dateng ke sini mau jemput kamu,” sahut Wyla.
Masih sambil terkantuk-kantuk san mengusap mata, Alry menjawab, “Emangnya kalian mau ngajak aku kemana sih? Penting ya?”
“Hhmm,

Vedway bag 9

Malam hari...
Alry mengambil surat yang telah ditulis Chris di London yang kini ada di atas meja belajarnya. Sedari tadi siang, dia hanya mengeluarkannya dari tas dan meletakkannya di atas meja belajar serta hanya dilihat tanpa membukanya. Alry berpikir, jarang-jarang Chris menulis surat ke dia. Begitu banyak teknologi yang bisa membuat mereka berkomunikasi tanpa harus melalui kantor pos. Tapi kenapa Chris memilih menggunakan jasa kantor pos? Ada sesuatu yang aneh dari sikap Chris akhir-akhir ini. Akhirnya dengan hati yang agak bimbang, Alry membuka surat itu. Kemudian ia membacanya dengan hati-hati.

Vedway bag 8

Selang waktu kemudian, mereka sampai di rumahnya Gladis. Alry langsung membuka gerbang dan masuk ke dalam.
“Assalamu a’laikum, Mbak Gladis. Mbak... ni aku Alry. Bik, ni aku Bik, Alry.”
Nggak lama kemudian, Gladis keluar sambil menggendong Gathan. Belum sempat Gladis mempersilakan masuk, Alry langsung menyahut Gathan dari tangan Gladis dan menggendongnya.
“Aduh, sampai segitunya kalo udah ketemu

Vedway bag 7

Lusa....
Suasana di kelas Alry nggak ramai banget, karena yang ada di kelas cuman beberapa anak. Lagi nyante di kelas sambil baca novel, Adri, temennya satu kelas tiba-tiba teriak.
“Woi, anak-anak pada kemana?”
Alry yang duduk paling dekat dengan posisi Adri langsung menjawab pertanyaan Adri.
“Dri, jangan teriak-teriak napa? Emangnya ada apa sih? Kalo mau nyari anak-anak, mereka pada di kantin tuh.”
“Lo calling  anak-anak deh. Semua anak Laspada ( Dua Belas IPA Dua ). Cepetan.”
“Aduh, kalo gue doang bisa-bisa pulsa gue ludes. Lo juga bantu hubungin mereka, sebelum mereka pada niat pulang.”
Adri merengut sekilas, tapi kemudian, dia membantu Alry menghubungi teman-temannya. Nggak lama kemudian semua anak Laspada udah pada ngumpul di kelas. Semua yang ngumpul sebagian besar mukanya pada kusut. Pada be-te kali ya.

Vedway bag 6

Malam harinya, Mama dan Papanya Chris jadi singgah ke rumah Alry. Mereka berpakaian rapi sekali dengan menggendong bayi laki-laki kecil yang lucu.
“Assalamua’laikum..,” terdengar salam dari luar, Mamanya Chris di dalam.
“Waa’laikumsalam..,” jawab seisi rumah kemudian Bi’ Sri membukakan pintu.
“Mari silakan masuk. Saya panggilkan Nyonya dulu,” ujar Bi’ Sri dengan sopan.
Tak berapa lama kemudian Mama dan Papanya Alry datang. Dan mereka mulai mengobrol.
“Wah, rasanya sudah lama ya Mbak, saya dan suami tidak singgah kemari,” ujar Bu Edo kepada Mamanya Alry.

Vedway bag 5


Alry dan Adin udah ada di resto kecil. Mereka mencari tempat duduk yang nyaman dan segera memesan makanan. Sambil menunggu pesanan mereka dateng, mereka ngobrol seru banget.

Vedway bag 4

Baru aja keluar dari kamar mandi sambil mengenakan baju mandi karena habis mandi, maunya sih langsung ganti, tapi keburu dipanggil Bi’ Sri.
“Non, ada telpon tuh Non. Tapi saya nggak ngerti yang dimaksud penelpon itu. Kayaknya sih salah sambung, tapi ngotot banget. Saya jadi bingung. ”
“Ya udah Bi’. Biar nanti saya angkat dari telpon kamar. Bibi terusin aja kerjanya.”
“Baik Non.”
Alry langsung menuju meja telpon deket tempat tidurnya dan menjawab telpon tersebut. Tapi si penelpon terlebih dulu angkat bicara.
“Halo....

Vedway bag 3


Lusa hari di sekolah, memang untuk siswa kelas XII sedikit yang masuk karena merupakan hari bebas. Tiba-tiba ketika Alry baru aja tiba di sekolah, Viara menghampirinya dengan tampang kusut.
“Pagi Al. Kok sendiri? Wyla mana?,” sapa Viara dengan nada bicara lemas.
“Kayaknya Wyla agak siang deh berangkatnya. Soalnya tadi aku sms, bilangnya baru bangun. Ya udah  aku berangkat duluan. Kok tampang kamu kusut gitu Vi? Kamu ada masalah?,” jawab Alry dan balik bertanya.
“Nggak pa-pa kok. Bukan apa-apa. Santai aja lagi.”
“Beneran? Kok aku nggak yakin ya? Kayaknya ada yang kamu sembunyi’in. Bilang aja sama aku. Aku nggak bisa di bohongin karena mata kamu nggak bisa bohong.”

Tuesday, August 7, 2012

Vedway bag 2



SHIIIE...T...
Pintu Warnet dibuka Viara dan hawa dingin mulai menghempas tubuhnya. “Brr..”, gumamnya dan memeluk tubuhnya sendiri. Kemudian yang lain pun ikut masuk dan mengambil posisi mereka masing-masing.
Alry segera menuju komputer yang udah jadi langganan dia. Dan dia mulai mengutak-atik program. Sambil melakukan itu, termasuk sobat-sobatnya, Wyla mencoba bertanya pada Alry.

Vedway bag 1



TET…TET…TET……
Bel tanda waktu ujian selesai. Alry segera maju untuk mengumpulkan lembar jawaban ke bangku pengawas. Ia keluar dari ruang kelas dengan wajah yang ceria, karena hari itu adalah hari terakhir UAN. Dan Alry merasa sanggup mengerjakan ujian terakhir itu. Segera ia menemui teman-temannya di tongkrongan biasanya.