Hujan ini semakin lebat. Sore yang tadinya cerah berubah gelap.
Petir dan gemuruh berlomba saling menyambar. Semakin lama semakin lebat dan
dingin. Ditengah hujan, ditengah jalan, aku kedinginan dan ketakutan. Aku takut
petir. Aku nggak tahu aku ada dimana. Aku nggak tahu harus naik apa agar bisa
sampai rumah kecuali taksi. Tapi nggak ada satupun yang lewat. Aku mau pulang.
Badanku semakin menggigil. Langkahku semakin melambat. Bajuku
basah kuyup. Aku berusaha mencari tempat berteduh untuk sekedar mengeringkan
badan, tapi aku nggak ngeliat satu pun pos ronda, warung atau emperan toko.
Jalanan kompleks ini sangat sepi. Bodohnya aku. Aku bener-bener buta jalan.
Nggak tau ada dimana.
Aku terus berjalan. Lambat laun aku mulai kelelahan. Aku pun
memutuskan duduk di pinggir jalan melepas lelah. Kupeluk erat kakiku, berharap
mampu menghangatkan tubuhku, namun nggak berpengaruh banyak. Kemudian dari arah
jalan, terlihat sebuah mobil berhenti. Cahaya lampunya menyilaukan mataku.
Sekilas kulihat, seseorang keluar dari mobil itu dan berjalan ke arahku. Cowok.
Tapi entah siapa. Aku nggak bisa ngeliat jelas. Mataku mulai kabur dan semua
jadi gelap. Sebelum semuanya gelap, hanya satu teriakan yang aku dengar,
“Asha??!”.